Robert Prevost, yang dalam perannya sebagai Paus Leo XIV baru-baru ini dipilih sebagai pemimpin umat Katolik, adalah seorang pemimpin yang memiliki pengalaman dalam menjalani kehidupan di negara miskin. Dilahirkan di Chicago pada tahun 1955 dari orang tua Spanyol dan Prancis-Italia, Prevost memulai perjalanan kehidupan keagamaannya di Peru pada usia 27 tahun pada tahun 1982. Saat itu, Peru sedang menghadapi krisis ekonomi yang hebat, yang mempersulit kehidupan bagi banyak orang.
Namun, meskipun dihadapkan pada lingkungan yang sulit, Prevost tetap tegar dalam misinya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat. Selama hampir 40 tahun di Peru, dia tidak hanya aktif dalam penyebaran ajaran agama, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan seperti membangun infrastruktur, membantu korban bencana alam, dan bahkan berguru di sekolah. Keterlibatannya dalam isu-isu sosial dan pembangunan masyarakat membuatnya memiliki hubungan yang kuat dengan warga miskin dan komitmen yang tinggi terhadap keadilan sosial.
Sebagai Paus Leo XIV, Robert Prevost, yang dulunya hidup bersama kemiskinan, sekarang memimpin negara terkaya di dunia, yaitu Vatikan. Kekayaan Vatikan awalnya diperoleh dari kompensasi ganti rugi wilayah pada tahun 1929 yang diinvestasikan dengan bijak oleh para paus sebelumnya untuk kebaikan umat manusia. Diharapkan bahwa kepemimpinan Paus Leo XIV akan mengikuti jejak positif para pendahulunya dalam menggunakan kekayaan Vatikan untuk kepentingan seluruh umat manusia.