Ferrari mengalami perubahan nasib dalam satu tahun terakhir setelah keberhasilan gemilang di Austin. Charles Leclerc memimpin di depan rekan setimnya, Carlos Sainz, dan tim berharap untuk bersaing dengan McLaren hingga balapan terakhir di Abu Dhabi. Namun, saat ini posisi Ferrari berada di belakang Mercedes, yang mengalami peningkatan kinerja. Setelah insiden di F1 GP Singapura, kelemahan tim terungkap, menunjukkan perlunya perbaikan dalam hubungan kerja di dalam tim. Meski tidak ada rencana untuk melakukan perombakan besar, langkah-langkah perbaikan penting sedang diperhitungkan. Lewis Hamilton, pembalap Ferrari, mengalami tantangan besar dengan performa mobil SF-25 yang kurang maksimal. Staf teknis dipimpin oleh Matteo Togninalli berusaha keras untuk mengatasi masalah tersebut. Ferrari juga menghadapi tekanan dari publik setelah kerugian di pasar saham. Meski begitu, tim tetap fokus pada peningkatan kinerja mobil dan struktur organisasi. Ferrari bertekad untuk kembali ke jalur kemenangan dan siap menghadapi tantangan yang ada. Perubahan besar di pabrik Ferrari diharapkan dapat membalikkan keadaan tim.
Peningkatan Staf Ferrari F1 Tanpa Revolusi





