Puluhan Tahun Kerja Keras, Wanita Berumur 92 Tahun Memiliki Tabungan Rp11 T

by -213 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Pepatah bijak sering mengatakan bahwa usaha tak akan mengkhianati hasil. Demikianlah yang terjadi pada Joan Payden. Setelah berbisnis dan bekerja selama puluhan tahun, Joan akhirnya dinobatkan menjadi perempuan terkaya di AS berharta US$ 700 juta atau Rp11 T meski di usia yang tak lagi muda.

Bagaimana ceritanya?

Joan Payden merupakan lulusan jurusan matematika dan fisika di Trinity College, Washington DC pada 1950-an. Saat itu dia jadi salah satu dari sedikit insinyur perempuan di AS. Dia kemudian bekerja di salah satu perusahaan kilang minyak di New Jersey. Hanya saja, pekerjaan itu tak berlangsung lama karena dia terdampak PHK.

Di tengah kekecewaan itulah dia memutuskan banting setir bekerja di industri keuangan. Bermodalkan kecerdasan dan keterampilan matematika, dia kemudian periset pasar modal di Merrill Lynch. Namun, itu semua tak berjalan mulus.

Latar belakang matematika membuatnya kesulitan bekerja di bidang keuangan. Dia tak tahu perbedaan antara obligasi dan saham. Akibatnya dia harus dipotong gaji.
“Saya dipekerjakan dengan gaji dipotong 25% karena tak tahu perbedaan antara obligasi dan saham,” katanya kepada LA Times 1999 silam, dikutip Kamis (20/6/2024).

Meski tantangan besar, dia percaya bahwa pasar keuangan global akan tetap tumbuh. Dia pun memilih tetap bertahan sekalipun mendapat potongan gaji. Pada akhirnya, tantangan tersebut membuat Joan kuat. Dia lambat laun bisa mengerti ihwal pasar keuangan.

Mengutip CNBC Make It, dia kemudian bekerja di berbagai perusahaan pengelolaan uang bergengsi. Selama itu pula, dia mendapat kenaikan jabatan. Hingga akhirnya pencapaian itu semua membuatnya memberanikan diri mendirikan perusahaan sendiri.

Pada 1983 atau di usia 31 tahun, dia mendirikan perusahaan investasi bersama temannya Sandra Rygel. Perusahaan itu kemudian diberi nama sesuai pemiliknya, yakni Rayden & Rygel. Membangun usaha sendiri bukan tanpa tantangan. Perempuan kelahiran 1932 itu mengaku takut kesulitan mendapat klien.
“Selalu ada kekhawatiran. Ketika saya mendirikan perusahaan, saya khawatir tidak akan mendapatkan klien,” ujarnya.

Atas dasar inilah, dia memantau terus perusahaan di tahap awal perkembangan. Dia kerap bolak-balik ke berbagai negara untuk memantau kerja para karyawan. Tercatat dia memiliki 35.000 karyawan di Eropa dan Jepang yang bertugas menawarkan dana kepada klien.

Dia sangat percaya bahwa perusahaannya bakal berada di papan atas karena besarnya minat dunia terhadap pasar AS. Pada akhirnya, kurang dari 10 tahun sejak berdiri, Payden & Rygel sudah memiliki 250 klien yang semuanya merupakan perusahaan ternama dunia. Mulai dari Amazon hingga Texas A&M.

Berkat semua upaya Joan, LA Times di pergantian abad memprediksi perusahaan itu bakal menjadi perusahaan investasi ternama dunia. Terlebih, media AS itu juga menyoroti kecerdasan personal Joan.

“Dia cerdas dalam membuat instrumen reksadana sehingga perusahaannya memiliki produk standar untuk menawarkan dana pensiun yang relatif kecil,” kata Patricia Klink, kepala Advisers Capital Management, kepada LA Times 1999 silam.

Pada akhirnya, Joan mencapai titik tertingginya setelah 70 tahun banting tulang. Kini, Payden & Rygel sukses mengelola aset lebih dari US$161 miliar atau Rp2.643 triliun. Sementara dirinya, dinobatkan Forbes menjadi wanita terkaya berharta US$700 juta atau Rp11 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Belajar dari Saiman, Jadi Pengusaha Sukses di Luar Negeri karena Ini

(mfa/sef)