Cerita Wanita yang Mendapatkan 500 Gram Emas Gratis dari Soekarno

by -39 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kehadiran emas Soekarno selalu menjadi perbincangan publik. Banyak orang berusaha mencarinya, meskipun akhirnya gagal. Namun, ada satu orang yang cukup beruntung, yaitu seorang wanita bernama Siti Herlina Kasim.

Saat orang lain berusaha keras mencarinya, Herlina justru mendapatkan emas Soekarno langsung dari tangan sang proklamator secara gratis. Bahkan, pemberian emas tersebut diatur khusus oleh negara melalui Keputusan Presiden No.10/PLM, BS Tahun 1963.

Tidak tanggung-tanggung, Soekarno memberikannya emas seberat 500 gram dalam bentuk kalung. Jika dihitung dengan nilai saat ini (1 gram: Rp1,4 juta), maka 500 gram emas setara dengan Rp700 jutaan. Sejumlah nominal yang sangat besar pada tahun 1960-an maupun sekarang.

Lalu, mengapa Soekarno mau memberikan emas kepada Herlina?

Pemberian emas dari Soekarno tidak terlepas dari keberanian Herlina dalam ikut serta dalam Operasi Trikora.

Operasi ini merupakan kampanye militer Indonesia dari tahun 1961 hingga 1962 untuk membebaskan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) yang masih dikuasai Belanda. Pemerintah membuka kesempatan bagi warga sipil untuk menjadi relawan perang melawan Belanda di Papua.

Herlina termotivasi untuk menjadi relawan. Pada usia 20 tahun, rasa amarahnya terhadap Belanda sedang membara. Dia tidak terima Negeri Kincir Angin masih menjajah tanah Papua.

Sebelumnya, dia hanya dapat melawan Belanda melalui media massa dengan posisinya di kantor percetakan Jakarta. Ketika pemerintah membuka kesempatan relawan perang, dia langsung mendaftar.

Keputusan Herlina mendapatkan respon yang mengejutkan banyak orang. Mereka meragukan karena dia seorang perempuan dengan latar non-militer. Zona perang bukanlah tempat untuk seorang wanita. Mereka beranggapan bahwa tempat itu hanya untuk laki-laki, sangat berbahaya, dan bisa merenggut nyawa.

Namun, Herlina tidak peduli dengan pendapat orang lain. Bagi dia, wanita juga berhak berpartisipasi dalam peperangan.

Setelah perang usai, gerilyawan disambut oleh Presiden Soekarno. Masing-masing gerilyawan, baik yang masih hidup maupun yang gugur, diberi bintang kehormatan Dharma Bakti.

Saat bertemu dengan Herlina, Soekarno terkesan dan tersenyum lebar. Beliau sangat bangga dengan keberanian dan ketulusan Herlina sebagai satu-satunya wanita yang berpartisipasi dalam perang melawan Belanda di Papua.

Rasa bangga Soekarno tidak hanya membuat Herlina mendapatkan Bintang Dharma Bakti, tetapi juga sebuah kalung emas seberat 500 Gram dan uang tunai Rp10 juta.

Namun, Herlina menyadari bahwa pemberian Soekarno berlebihan meskipun menginginkan emas itu sejak lama. Oleh karena itu, emas tersebut diserahkan kembali kepada Soekarno sebagai penghormatan kepada rekan seperjuangannya yang sudah gugur atau terluka. Itu juga menjadi bukti bahwa perjuangannya adalah tulus, bukan karena hadiah.

Herlina aktif dalam berbagai organisasi dan bisnis setelah perang. Dia meninggal pada 17 Januari 2017.