Mengapa Terjadi Perang Tuyul Yang Panas di Jawa Timur?

by -143 Views

Seorang antropolog terkemuka, Clifford Geertz, dalam karyanya “The Religion of Java” (1960) mengungkap bahwa telah terjadi peperangan antar tuyul di Indonesia. Pada tahun 1950-an, Geertz datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian antropologi di Mojokuto, Kediri, Jawa Timur.

Saat melakukan riset, Geertz mendapat cerita dari warga lokal tentang perang antar tuyul. Perang ini melibatkan seorang pedagang ilmu gaib dan seorang haji tua. Haji tua tersebut dipercaya memelihara tuyul untuk memperoleh kekayaan, dengan cara membunuh empat orang setiap tahun.

Sikap haji tua ini memicu kemarahan pedagang ilmu gaib, sehingga ia mengembangkan sihir balasan terhadap haji. Ia mengajari 33 muridnya teknik magis untuk melumpuhkan tuyul milik haji tua. Pertempuran besar antara kedua kelompok ini terjadi di dunia gaib.

Pertempuran ini melibatkan penggunaan kacamata hitam dan senter sebagai senjata, serta lemparan senjata berbentuk cincin dari para tuyul. Meskipun tidak terlihat bagi orang awam, pertempuran ini berlangsung setiap Jumat tengah malam, di tempat yang berpindah-pindah.

Geertz menyebut bahwa pertempuran antar tuyul ini sulit dijelaskan secara sains, namun dari segi antropologi, dapat dimaknai sebagai bentuk kecemburuan terhadap orang yang mendadak kaya raya. Keberadaan tuyul sendiri memang kental dengan mitos yang muncul dari rasa kecemburuan.