Mengapa Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank Terungkap

by -93 Views

Masyarakat Indonesia pasti tidak asing lagi dengan tuyul. Tuyul merupakan makhluk halus yang terkenal di Indonesia. Konon, tuyul berwujud seperti anak kecil, dengan kepala botak, dan hanya mengenakan cawat. Makhluk ini dipelihara oleh seseorang untuk mencuri uang dari rumah ke rumah. Namun, bukan hanya uang, dalam Dunia Hantu Orang Jawa (2004), tuyul juga diberitakan mencuri barang dan surat-surat berharga untuk meningkatkan kekayaan majikannya.

Sejak zaman dahulu, tuyul konon hanya mencuri uang dari rumah ke rumah. Namun, belum pernah ada laporan tuyul mencuri uang dari bank. Berdasarkan penelusuran di internet, ada beberapa alasan yang diungkapkan oleh masyarakat terkait mengapa tuyul hanya mencuri uang dari rumah ke rumah. Ada yang mengatakan bahwa tuyul takut dengan logam karena uang di bank disimpan di brankas dan ada juga yang menyebut bahwa di bank terdapat “penjaga” berupa makhluk halus lain yang ditakuti tuyul.

Namun, terlepas dari jawaban tersebut, ada alasan sains di balik cerita mistis tuyul. Alasan ini dapat menjelaskan mengapa tuyul tidak mencuri uang ke bank atau mengambil saldo e-money seseorang.

Untuk memahami penjelasannya, kita harus melihat ke belakang, yaitu tahun 1870. Pada saat itu, Belanda menerapkan kebijakan pintu terbuka atau liberalisasi ekonomi menggantikan sistem tanam paksa. Liberalisasi ekonomi ini dinilai melahirkan rezim kolonial baru yang menyebabkan pengambilalihan perkebunan rakyat untuk diubah menjadi perkebunan besar dan pabrik gula. Hal ini membuat kehidupan masyarakat, khususnya para petani kecil di Jawa semakin terpuruk dalam kemiskinan. Di sisi lain, pedagang dari kalangan pribumi atau Tionghoa menjadi kaya dalam sekejap.

Masyarakat yang hidup dalam pandangan mistik mulai menuduh bahwa kekayaan orang kaya tersebut hasil dari kerja sama dengan makhluk supranatural, salah satunya tuyul. Para petani yang iri mulai menuduh orang kaya menggunakan cara haram untuk memperoleh kekayaan. Tuduhan ini membuat pedagang dan pengusaha sukses kehilangan status di masyarakat. Mereka dianggap “hina” karena memperoleh kekayaan dari cara haram, yakni bersekutu dengan setan.

Tuduhan ini membuat popularitas tokoh tuyul sebagai subjek mistis dalam hal kekayaan semakin meningkat dan terus populer sampai saat ini di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang hidup secara agraris semakin melanggengkan imajinasi dan tuduhan menggunakan tuyul.