Aktor Reza Rahardian juga menyuarakan aspirasinya dalam demonstrasi darurat Indonesia di Gedung DPR pada Kamis (23/8/2024). Dia turun ke jalan bersama masyarakat untuk memprotes manuver DPR yang hendak mengesahkan RUU Pilkada yang bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Sikap progresif dan kritis Reza bisa dikatakan diturunkan dari neneknya, Fransisca Fangidaej. Fransisca merupakan salah satu perempuan Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Namun, dia terusir dari Indonesia dan perjuangannya dihapus dari sejarah akibat kebijakan Presiden Soeharto yang menganggap negatif para loyalis Soekarno.
Fransisca lahir pada 16 Agustus 1925 di Pulau Timor dari pasangan Magda Mael dan Gottlieb Fanggidaej. Dia merupakan anak yang cukup beruntung karena ayahnya bekerja dan memiliki jabatan di salah satu dinas pemerintahan Belanda. Keluarganya dihormati karena setara dengan orang Belanda kelas satu.
Namun, Fransisca merasa tidak nyaman dengan keberuntungan tersebut karena menyadari bahwa itu berasal dari sistem kolonialisme. Ketika melihat ayahnya dihina oleh orang Belanda hanya karena kulit hitam, dia merasa tertantang untuk berjuang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan Fransisca mencapai puncaknya ketika dia berjuang melalui jalur diplomasi pada 1947. Dia berhasil membawa Belanda mundur dari Indonesia. Namun, jejak langkah Fransisca terhenti saat terjadi Gerakan 30 September 1965 di Jakarta. Kala itu, dia sedang berada di Chile dan tidak bisa kembali ke Indonesia karena perubahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Fransisca terpaksa hidup dalam eksil di China dan Belanda sebelum akhirnya kembali ke Indonesia 38 tahun kemudian. Dia terpaksa tidak berkomunikasi dengan keluarga selama puluhan tahun untuk menghindari penangkapan rezim Orde Baru.
Artikel ini dikutip dari: https://cnbcindonesia.com/entrepreneur/20240722160435-27-556684/video-lirik-prospek-bisnis-produk-perawatan-rambut-lokal-go-global
(mfa/mfa)
