Di tengah pergolakan politik dan ekonomi di Indonesia, banyak individu terkenal juga melibatkan diri dalam peristiwa bersejarah. Salah satunya adalah Sumitro Djojohadikusumo, seorang mantan pejabat tinggi pemerintah Indonesia yang kemudian terlibat dalam gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.
Sejarawan Audrey Kahin dalam bukunya “Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatra Barat dan Politik Indonesia” mengungkapkan bagaimana Sumitro, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Keuangan, berada di dua belah pihak yang berseberangan dengan pemerintah pusat saat itu. Konflik di Sumatera Barat dipicu oleh ketidakpuasan daerah terhadap sentralisasi pemerintah pusat yang dinilai melupakan kepentingan daerah.
Meski upaya PRRI akhirnya gagal dan Sumitro terpaksa hidup di luar negeri beserta keluarganya, perjuangannya untuk keadilan dan kesejahteraan daerah tidak pernah padam. Dalam perjalanannya di luar negeri, Sumitro terlibat dalam berbagai bisnis mebel dan properti untuk menghidupi keluarganya.
Anak-anaknya, termasuk yang paling dikenal, Prabowo, tumbuh dan berkembang di lingkungan luar negeri yang tidak mudah. Meski terpisah dari tanah air, mereka tetap mempertahankan karakter dan semangat juang yang ditanamkan oleh ayah mereka. Akhirnya, setelah pergantian rezim di Indonesia, Sumitro dan keluarganya dapat kembali ke Tanah Air dan memulai kehidupan baru.
Dengan kisah perjuangan dan pengorbanan yang mereka alami, keluarga Djojohadikusumo tetap menjadi sosok yang inspiratif dan penuh semangat dalam menghadapi berbagai rintangan. Sejarah perjuangan mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.