Dicap Sakti: Buah Asli RI yang Diburu Orang Eropa

by -31 Views

Buah Sukun, yang sering dijadikan kudapan dalam bentuk gorengan atau keripik, telah menjadi topik perbincangan yang ramai di masyarakat dunia. Kepopuleran buah Sukun di kalangan orang Eropa tidak lepas dari imajinasi mereka akan khasiat tinggi buah ini. Selama berabad-abad, orang Eropa mempunyai fantasi mengenai “buah yang lebih unggul dari buah-buahan lain”. Namun, keberadaan buah Sukun sangat sulit untuk ditemukan di Eropa yang memiliki iklim dingin. Barulah saat penjelajahan samudera dimulai, orang Eropa terkejut menemukan buah tersebut, dan bahkan lebih mengejutkan, buah tersebut asli berasal dari Indonesia.

Buah Sukun, yang dalam bahasa Latin dikenal sebagai Artocarpus altilis, mudah ditemukan di seantero wilayah Nusantara dan beberapa negara Pasifik. Sukun diabadikan dalam relief di Candi Borobudur sebagai salah satu bahan makanan utama masyarakat setempat. Meskipun begitu, interaksi pertama orang Eropa dengan buah Sukun terjadi pada abad ke-17. William Dampier, seorang penjelajah Inggris, menjadi orang Eropa pertama yang menemukan buah tersebut di Kepulauan Pasifik. Dampier menjuluki buah tersebut sebagai “breadfruit” karena teksturnya yang mirip dengan roti panggang.

Catatan mengenai breadfruit menyebar di kalangan orang Eropa, tetapi sulit bagi mereka untuk mendapatkan buah tersebut karena keterbatasan geografis. James Cook, seorang navigator asal Inggris, akhirnya berhasil membawa bibit sukun ke daerah koloni Inggris setelah meminta bantuan ahli botani Joseph Banks. Bibit sukun pun ditanam di berbagai koloni Inggris, dan perlahan menyebar ke negara-negara Eropa lainnya.

Breadfruit awalnya dikenal karena “khasiatnya” berdasarkan kesaksian empiris, dan seiring berjalannya waktu, bukti klinis modern membuktikan bahwa buah ini memang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan magnesium. Bahkan, beberapa penelitian mencantumkan sukun sebagai salah satu superfood karena kemudahan penanamannya, kandungan gizinya, serta adaptabilitasnya di berbagai kondisi cuaca.

Kini, pohon sukun dianggap sebagai solusi untuk mengatasi krisis pangan global karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan kemampuannya untuk bertahan di berbagai kondisi ekstrim. Berkat sifatnya yang mudah tumbuh dan adaptif, pohon sukun kini tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi juga tersebar di berbagai belahan dunia. Dengan sifatnya yang bergizi tinggi, mudah tumbuh, dan adaptif, buah sukun telah menjadi icon penting dalam upaya mengatasi masalah krisis pangan global terkini.