Profesi tentara seringkali menjadi impian banyak orang, namun tak sedikit yang memutuskan untuk berhenti dari dinas militer dan beralih menjadi pebisnis. Hal ini dialami oleh sejumlah prajurit Tentara Nasional Indonesia, di antaranya adalah Marsekal Sri Mulyono Herlambang dan Letnan Tumpal Dorianus Pardede. Sri Mulyono Herlambang, mantan Kepala Staf Angkatan Udara, terpaksa melepas pangkat jenderal bintang tiga setelah terlibat dalam peristiwa G30S pada tahun 1965. Setelah pensiun, ia memutuskan untuk memulai bisnis tukang ayam sebagai mata pencahariannya.
Di sisi lain, Tumpal Dorianus Pardede, yang berjuang di era kemerdekaan, memilih untuk pensiun dari dinas militer pada tahun 1949. Hal ini dilakukan agar dapat fokus berbisnis, terutama di industri kaus singlet yang menjanjikan. Dengan berjualan kaus singlet merek Surya di Kota Medan, Pardede berhasil membangun perusahaannya sendiri bernama Pardedetex pada tahun 1953. Bisnis ini sukses dan berkembang pesat, hingga akhirnya ia dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia pada era 1980-an.
Kisah-kisah inspiratif dari kedua mantan prajurit ini membuktikan bahwa beralih profesi dari tentara menjadi pebisnis bukanlah hal yang mustahil. Dengan tekad dan keberanian, serta kemauan untuk belajar dan beradaptasi, siapapun dapat meraih kesuksesan dalam berbagai bidang usaha. Menjadi tentara bukanlah akhir dari segalanya, namun bisa menjadi awal dari perjalanan menuju kesuksesan dan keberhasilan di bidang lain.