Pilihan Putra Orang Terkaya RI: Hidup Miskin tanpa Harta

Putra Orang Terkaya RI yang Pilih Hidup Miskin: Kisah Inspiratif Soerjopranoto

Soerjopranoto, anak dari salah satu keluarga terkaya di Indonesia, menolak kemewahan dan memilih untuk hidup sederhana bersama mayoritas rakyat jelata. Meskipun tidak sepopuler kakaknya, Soewardi Soeryaningrat alias Ki Hajar Dewantara, namanya tetap menyimpan kisah inspiratif.

Sebagai calon penguasa tanah Jawa dari Kadipaten Pakualaman, Soerjopranoto sebenarnya lahir dalam keluarga bangsawan. Namun, nasib kurang berpihak kepada ayahnya, sehingga trah kekuasaan terputus. Meski begitu, kekayaan keluarga tetap terjaga.

Berbeda dengan kebanyakan anak orang kaya, Soerjopranoto dan keluarganya memiliki pandangan yang unik terhadap kekayaan. Mereka menolak hidup mewah dan lebih memilih ikut merasakan kehidupan rakyat kebanyakan. Pandangan hidup ini dipengaruhi oleh ajaran dari ayahnya, Haryo Soerjaningrat, untuk selalu menghormati sesama.

Dengan latar belakang ini, Soerjopranoto tumbuh dengan empati terhadap kehidupan warga jelata di luar istana. Bersama kakaknya, ia bergaul dengan anak-anak kampung yang hidup dalam kemiskinan. Empati inilah yang kemudian mendorongnya untuk menolak kemewahan dan merasa terpanggil untuk membela kebutuhan rakyat.

Keputusan Soerjopranoto untuk hidup sederhana di luar istana tidak hanya sekadar wacana. Dia benar-benar meninggalkan segala warisan kekayaan dan jabatan prestisius demi menjadi bagian dari warga miskin pada awal abad ke-20. Berjuang untuk kepentingan rakyat, Soerjopranoto aktif dalam pergerakan nasional dan menjadi tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Dikenal sebagai “raja mogok” karena keberhasilannya memimpin demo pemogokan buruh yang pertama di Indonesia, Soerjopranoto tetap mempertahankan idealismenya bahkan setelah kemerdekaan Indonesia. Hidup bersama warga miskin di luar istana sampai akhir hayatnya, ia memberikan contoh inspiratif tentang pengabdian kepada rakyat dan penolakan terhadap kekayaan materi.

Source link