Mustafa Guguk, seorang warga dari kampung kecil di Bukittinggi, Sumatera Barat, mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, namanya pernah terdengar di sudut-sudut Istana Raja di Riyadh, Arab Saudi. Mustafa menjelma menjadi Kepala Polisi di ibukota kerajaan setelah kejadian di istana ketika dia berhasil menangkap seorang budak dengan jembia, senjata khas Yaman, yang melarikan diri. Dengan ilmu bela diri silat Minangkabau, Mustafa berhasil menguasai situasi dan mengamankan budak tersebut. Kisah keberanian dan keberhasilannya di Riyadh bahkan membuat Raja Arab Saudi, Ibn Saud, memberikannya kenaikan pangkat.
Buya Hamka, dalam memoarnya “Mandi Tjahaja di Tanah Sutji”, juga menceritakan kesuksesan orang Indonesia lainnya di Tanah Suci Makkah. Selain Mustafa, ada juga pemuda sukses seperti Amir Hakim dan Abdulatif Sijantan yang menorehkan prestasi yang luar biasa. Mustafa, Amir, dan Abdulatif menjadi contoh perjalanan hidup sukses bagi orang Indonesia di Arab Saudi. Selain itu, Hamka juga menyebutkan tentang seorang warga asal Palembang yang berhasil mendapat keberuntungan besar dengan mengobati cucu Raja Ibn Saud, Abdullah, yang patah tulang.
Kisah-kisah sukses ini menunjukkan bahwa potensi dan keberhasilan dapat ditemukan di mana saja, bahkan oleh orang-orang yang tampak biasa. Mustafa Guguk adalah contoh nyata bagaimana keberanian dan keahlian bela diri bisa membawa seseorang meraih sukses yang luar biasa di lingkungan istana kerajaan. Dengan ketekunan dan keberanian, siapapun dapat meraih kesuksesan yang di luar dugaan, seperti yang telah terbukti dalam kisah hidup Mustafa dan para pemuda sukses lainnya di Arab Saudi.