Kisah Nabi Ibrahim dan pengorbanan putranya Ismail adalah kisah yang sangat menginspirasi. Pada suatu pagi, Ibrahim bangun dengan mimpi yang mengguncang hatinya, yang kemudian dia mengerti sebagai wahyu. Dengan hati berat, Ibrahim mengajak Ismail dan menceritakan mimpi tersebut. Ismail dengan penuh keyakinan menerima perintah tersebut tanpa penolakan.
Kedua ayah dan anak ini kemudian menuju tempat penyembelihan, namun Allah menggantikan Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar, kambing atau domba. Keputusan ini tidaklah sembarangan, karena kambing merupakan hewan yang penting dalam budaya Timur Tengah di mana Ibrahim tinggal. Dilansir dari beberapa riset, kambing adalah hewan pertama yang dilakukan domestikasi di wilayah tersebut, karena kondisi geografis Timur Tengah sangat cocok untuk pengembangbiakan kambing.
Kambing memiliki keunggulan biologis yang membuatnya ideal untuk hidup di lingkungan kering seperti Timur Tengah. Selain itu, kambing merupakan hewan serbaguna yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, baik untuk daging, susu, maupun kulit. Dengan demikian, penggantian Ismail dengan kambing dalam kisah Nabi Ibrahim adalah sangat kontekstual dengan keadaan geografis dan budaya tempat tinggalnya.
Hal ini juga terkait dengan kisah Nabi Muhammad yang awalnya adalah seorang penggembala kambing sebelum menjadi nabi terakhir. Profesi ini menunjukkan betapa pentingnya kambing dalam kehidupan masyarakat Timur Tengah pada masa itu. Dengan demikian, penggantian Ismail dengan kambing dalam kisah Nabi Ibrahim memiliki makna yang dalam dan sesuai dengan konteks sosial dan budaya pada zamannya.