Menemukan Ikan Misterius, Seorang Pria Mendapatkan Pekerjaan sebagai PNS Tanpa Melalui Seleksi dan Tidak Wajib Bekerja

by -123 Views

Kisah Penebaran Barokah Ikan Mujair yang Perlu Diketahui

Jakarta, CNBC Indonesia – Ini adalah kisah seseorang asal Indonesia yang tanpa sengaja menemukan ikan misterius. Berkat penemuan ikan tersebut, orang ini diangkat jadi PNS tanpa seleksi dan tanpa perlu bekerja. Hidupnya dibiayai pemerintah. Bahkan, dia juga dianugerahi banyak penghargaan dan mampu menolong orang di seluruh dunia.

Bagaimana ceritanya?

Cerita bermula dari kunjungan pria asal Blitar bernama Moedjair ke Laut Selatan Jawa, pada suatu hari di tahun 1936 (Sumber lain menyebut 1939). Di sana dia melihat ada ikan misterius di perairan pantai yang tidak pernah dilihatnya selama hidup. Dia pun mengambil lima ikan tersebut untuk dibawa ke kolam ikan di rumah. Dalam ilmu perikanan, sulit bagi ikan air asin untuk bisa hidup di air tawar.

Tapi, ikan misterius ini bernasib lain. Dia bisa bertahan hidup bahkan berkembang biak dengan sangat cepat.

Dari lima ikan, dua di antaranya bisa bertelur dan menetaskan anak. Sejak itulah, ikan misterius itu menjadi buah bibir masyarakat dan mengundang perhatian pejabat Belanda bernama Schuster. “Ternyata itu Tilapia mossambica,” kata Schuster, dikutip dari Studies on Tilapia Mossambica Peters (ikan Mudjair) in Indonesia (1952).

Tilapia mossambica adalah ikan yang berasal dari Afrika. Tak diketahui bagaimana caranya dia bisa datang ke laut Indonesia namun, setelah temuan itu tersebar, masyarakat perlahan mulai ikut membudidayakan Tilapia mossambica. Ikan tersebut ditaruh begitu saja di rawa, kolam biasa, akuarium, dan tambak. Ajaibnya, seluruhnya bisa hidup. Seiring meningkatnya pembudidayaan, ikan tersebut memiliki nama lokal, yakni Mujair. Itu tentu diambil dari nama penemunya: Moedjair.

Situs Historia menyebut berkat temuan ini Moedjair diberi hadiah Rp 6 per bulan oleh pemerintah Belanda. Dia juga diangkat menjadi pegawai negeri tanpa perlu bekerja. Di masa pendudukan Jepang, keberadaan militer mereka turut andil. Mereka membantu menyebarluaskan budidaya ikan mujair.

Seiring waktu, setelah pendudukan Jepang dan pertempuran pasca-kemerdekaan selesai, popularitas ikan mujair kembali meroket. Menurut majalah Landbouwkundig Tijdschrift Desember 1948, hal ini disebabkan banyaknya penduduk yang membudidayakan ikan mujair di tambak-tambak. Ikan mujair, yang bisa beradaptasi di perairan manapun dan berkembang biak dengan cepat, dipercaya bisa menggantikan budidaya udang dan bandeng yang saat periode perang hancur lebur. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat bisa kembali cuan.

Kepopuleran mujair membawa keberuntungan juga baik sang penemu. Di masa kemerdekaan, mengutip laporan Detik.com, Moedjair dianugerahi banyak penghargaan dan apresiasi internasional. Kementerian Pertanian juga memberinya penghargaan. Lebih dari itu, tulis riset Tilapia: Biology, Culture, and Nutrition (2006), berkat Moedjair juga ikan tersebut bisa berada di Asia, Eropa, dan seluruh kawasan benua Amerika. Meski Moedjair sudah meninggal pada 7 September 1957, ikan temuannya masih dikonsumsi masyarakat luas. Dan penamaan nama ikan itu bukan menggunakan nama Tilapia, tetapi mujair.

[Gambas:Video CNBC]

Selengkapnya:
Rahasia Kelezatan Coca Cola Tempo Dulu Sempat Pakai Narkoba

(mfa/sef)