Jakarta, CNBC Indonesia – Siapa yang tidak tergoda terhadap emas. Benda berkilau ini bisa membuat pemiliknya kaya raya. Namun, apa jadinya jika ada seseorang yang bisa mengubah apapun menjadi emas?
Dialah Raja Midas yang dikenal sebagai legenda penguasa sakti yang sentuhan tangannya bisa menyulap benda biasa jadi emas. Awalnya kisah ini hanya mitologi kuno dari zaman Yunani. Namun, berbagai penelitian kontemporer berhasil membuka hal baru: bahwa Raja Midas benar-benar ada.
Sakti Mandraguna
Midas adalah Raja Pessinus, kota kuno di masa Yunani yang kini berada di Turki. Dalam catatan mitologi Yunani, dia dikenal punya kemampuan sakti luar biasa. Kesaktian itu bisa mengubah segala sesuatu yang disentuh menjadi emas murni. Hal ini diceritakan oleh penyair Publius Ovidius Naso dalam karya monumentalnya, Metamorphoses XI.
Mengutip paparan Greek, Ovidius menceritakan bahwa kesaktian Midas diperoleh dari dewa Yunani Dionysus. Alkisah, Dionysus punya guru yang sudah seperti ayah bernama Silenus tersesat. Di tengah jalan, Midas menolong dan memberikan perlindungan kepada Silenus untuk berdiam diri di Istana.
Bahkan, di Istana, Midas memberikan hiburan dan mengistimewakan keberadaan Silenus. Ketika kabar ini sampai di telinga Dionysus, dewa Yunani itu menawarkan hadiah apapun yang diinginkan Midas.
Pada titik ini, Midas meminta kesaktian supaya bisa mengubah apapun menjadi emas. Kita tentu mengetahui cerita setelahnya. Di berbagai tempat Midas menguji kesaktian itu. Dia menyentuh ranting pohon yang seketika berubah menjadi emas. Dia memegang batu, tapi langsung jadi emas.
Kesaktian ini lantas membuat Midas senang bukan main. Dia langsung mengadakan pesta mewah di istana dan mengundang banyak orang. Namun, saat pesta itu berlangsung, Midas menyesal atas kesaktiannya.
Sebab, pesta itu menjadi buyar karena setiap benda yang disentuhnya berubah menjadi emas. Minuman, makanan, botol-botol, hingga piring berubah jadi emas. Bahkan, dia juga telah mengecewakan anak sendiri karena hadiah anaknya tiba-tiba berubah jadi emas.
Pada titik ini, dia mengaku menyesal atas hadiah kesaktian mandraguna dari Dionysus. Dia pun meminta hidup seperti normal. Akan tetapi, itu semua tak bisa diulang. Midas pun harus hidup seperti itu hingga akhir hayat.
Cerita ini pun berhenti sampai di sini. Setelahnya, menjadi legenda berulang soal kesaktian seseorang yang mengubah apapun menjadi barang berharga.
Terbukti Ada
Tentu banyak orang berpikir Midas tidaklah nyata. Namun, faktanya berkebalikan. Penelitian kontemporer pada 2020 lalu secara mengejutkan mematahkan eksistensi Raja Midas selama ratusan tahun.
Mengutip Live Science, tim peneliti dari University of Chicago menyebut telah menemukan prasasti yang menunjukkan jejak-jejak kehadiran Raja Midas di dunia. Prasasti yang ditemukan di Turki Selatan ini ditulis dalam bahasa Luwian, yang terdiri dari simbol-simbol asli Turki kuno.
Isinya menceritakan tentang kerajaan kuno yang mengalahkan Frigia yang diperintah oleh Raja Midas. Dalam catatan sejarah, Frigia merupakan daerah kekuasaan Raja Midas.
“Raja Frigia bernama Midas telah disebutkan dalam beberapa sumber kuno. […] Bangsa Asyur menganggapnya sebagai raja terkuat dan saingan utama saat perluasan wilayah di abad ke-8 SM,” kata Profesor Lynn Roller dari Universitas California kepada BBC International, dikutip Jumat (14/6/2024).
Selain itu, soal keberadaan emas di kawasan tersebut, tim riset juga menemukan bukti sahih. Tim beberapa kali menemukan perhiasan, koin emas, dan ukiran sphinx. Mereka menduga, jika ada emas dalam jumlah besar di Frigia, mungkin sudah dijarah atau masih tersembunyi di kuburan misterius.
Pada titik ini, eksistensi Raja Midas dipastikan ada. Akan tetapi, arkeolog masih ragu akan keaslian legenda emas Raja Midas.
“Di bawah pemerintahan Midas, Gordion menjadi kaya dan berkuasa. Cerita tersebut menjadi metafora untuk seseorang yang sangat kaya. […] “Sentuhan emas” maksudnya adalah cara orang menganggap Raja Midas bisa mencapai kekayaan dengan mudah,” ungkap Roller.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Gigi Emas Bawa Bencana, Nasib Pemuda Kaya Raya Ini Tragis
(mfa/sef)