Di sekitar Danau Galilea ribuan tahun lalu, hiduplah seseorang bernama Petrus. Dia kemudian dipilih oleh Yesus sebagai muridnya dan ditunjuk untuk memimpin orang-orang yang percaya padanya. Sehari-hari, Petrus belajar dari Yesus tentang iman dan keagamaan sambil menjalani profesi sebagai seorang nelayan di Danau Galilea. Suatu kali, Yesus memerintahkan Petrus untuk memancing di danau agar bisa membayar pajak Bait Allah. Petrus menemukan ikan yang membawa uang di dalam mulutnya, memungkinkan Petrus untuk membayar pajak tersebut. Penelitian kontemporer mengungkapkan bahwa ikan tersebut adalah tilapia, yang disebut Saint Peter Fish atau Ikan Santo Petrus.
Meskipun asalnya dari Afrika dan Timur Tengah, ikan tilapia, atau dikenal sebagai ikan mujair di Indonesia, tersebar di seluruh dunia. Ikan mujair ditemukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1936 oleh seorang pria asal Blitar. Ikan tersebut kemudian mendapat perhatian dari pejabat Belanda dan menjadi buah bibir masyarakat. Tilapia mossambica, nama Latin dari ikan mujair, banyak dibudidayakan di Indonesia dan menjadi salah satu komoditas ekspor penting dalam sektor perikanan. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara pengekspor tilapia terbesar kedua di dunia setelah China.
Dengan berbagai jenis tilapia yang dapat ditemukan di Indonesia, termasuk ikan nila atau Oreochromis niloticus, pertanian ikan ini telah menjadi kontributor penting pada pasar global. Indonesia berhasil mendominasi pasar di Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa dengan produksi tilapia yang mencapai 1,42 juta ton, atau 20,11% dari pasar global. China merupakan negara dengan ekspor tilapia tertinggi di dunia dengan 1,66 juta ton..subplots remain one of the most important exports in the fisheries sector. This articleparency explores the origins of tilapia, especially the miraculous fish that Jesus gave to Peter, and sheds light on the cultivation and export of tilapia in Indonesia.