Pada sebuah sidang kabinet, Presiden Prabowo Subianto meminta para menteri dan kepala lembaga menggunakan Maung, kendaraan buatan PT Pindad (Persero), sebagai mobil dinas resmi. Hal ini menjadi sorotan karena Prabowo sendiri menggunakan Maung sebagai mobil kepresidenan. Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadhewa, menyatakan anggaran pengadaan kendaraan dinas sudah tersedia namun pelaksanaannya menunggu kesiapan industri dalam negeri.
Seruan Prabowo ini mengingatkan pada teladan dari masa lalu, di mana Menteri Keuangan era Orde Baru, Mar’ie Muhammad, memilih menggunakan mobil pribadi yang sudah tua ketimbang mobil dinas pemerintah. Keputusan ini bahkan membuatnya tidak bisa masuk Istana Negara karena petugas keamanan menganggapnya bukan pejabat sejati. Mar’ie, dalam autobiografinya, menjelaskan bahwa mobil dinas seharusnya hanya digunakan untuk urusan dinas, bukan keperluan pribadi.
Kegemaran Mar’ie menggunakan mobil tua ini sejalan dengan prinsipnya bahwa efisiensi lebih penting daripada gengsi. Hal ini tercermin dalam kinerjanya sebagai pejabat negara, di mana dia berhasil mencapai berbagai prestasi dalam bidang keuangan. Mar’ie pensiun sebagai bendahara negara pada 1998 dan melanjutkan pengabdian di dunia kemanusiaan dan anti-korupsi hingga akhir hayatnya pada 2016.





