Penjelasan Fenomena Ketika Ruangan Terasa Berhantu

by -38 Views

Pernahkah Anda merasakan ketegangan saat berada di dalam ruangan yang seharusnya aman? Entah itu di hotel dengan lorong panjang atau di sebuah rumah yang terasa angker. Sensasi seperti ini sebenarnya bukanlah takhayul belaka, melainkan cara otak kita merespons lingkungan sekitar. Arsitektur memiliki kemampuan untuk secara tidak langsung mempengaruhi persepsi kita terhadap sebuah ruang, melalui struktur, cahaya, maupun suara.

Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa otak kita menggunakan dinding, sudut, dan penanda visual sebagai titik orientasi untuk memahami sebuah ruang. Saat berada di lingkungan yang tidak familiar, tubuh kita bereaksi dengan mencoba membangun peta internal dari ruang tersebut. Peta ini kemudian diisi dengan makna berdasarkan memori dan pengalaman individu, sehingga membentuk ekspektasi tentang ruangan tersebut.

Namun, perasaan ketegangan bisa muncul ketika otak mendeteksi tanda-tanda kerusakan atau ketidakamanan, seperti aroma lembap, debu, atau suasana yang gelap. Bangunan tua atau terbengkalai seringkali memicu naluri kewaspadaan dalam diri kita, dan seringkali mengundang spekulasi tentang cerita-cerita misterius di baliknya.

Sebuah studi pada tahun 2021 menemukan bahwa bentuk arsitektur, kompleksitas ruang, kelengkungan, dan pencahayaan dapat mempengaruhi tingkat kewaspadaan tubuh. Hal ini menunjukkan bagaimana arsitek sejak lama menggunakan prinsip-prinsip tersebut untuk menciptakan efek emosional pada pengunjung, seperti penggunaan repetisi untuk menimbulkan rasa tak nyaman atau ketegangan.

Jadi, ketika Anda merasa takut atau cemas di dalam ruangan yang seharusnya biasa, ingatlah bahwa otak kita memiliki cara unik untuk merespons lingkungan sekitar, dan bahwa arsitektur memiliki peran yang lebih dalam dalam memengaruhi emosi dan persepsi kita.

Source link