Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berkomitmen untuk terus mendorong inklusi dan literasi keuangan di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya dengan memberikan kemudahan bertransaksi masyarakat melalui penetrasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kemudahan bertransaksi melalui QRIS sangat membantu mendorong pertumbuhan bisnis pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di wilayah Papua.
BRI mencatat pengguna QRIS BRI di wilayah Papua meningkat sebesar 36,5% Year on Year (YoY) menjadi 43.237 pengguna dengan peningkatan volume transaksi sebesar 587,3% YoY atau menembus Rp 294 miliar.
Regional CEO BRI Jayapura, Herry Noercahya dalam kunjungannya di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, mengungkapkan, peningkatan transaksi QRIS tersebut didukung oleh kemampuan BRI dalam mengedukasi nasabah UMKM, serta jaringan BRI yang kuat dan layanan prima, sehingga masyarakat merasakan langsung kemudahan layanan yang diberikan BRI.
“Kami tentu optimistis, BRI akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian Papua secara khusus dan juga secara nasional melalui digitalisasi transaksi yang dilakukan BRI, serta melalui pembiayaan, pemberdayaan, dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku UMKM,” ungkap Herry, Sabtu (28/10/2023).
Hal tersebut semakin menunjukkan bahwa QRIS merupakan salah satu platform transaksi digital yang sangat ramah dan cocok dengan karakteristik masyarakat maupun pelaku bisnis di Papua, karena nyaman, praktis, dan bisa dipakai di mana pun, kapan pun. QRIS juga didukung dengan aplikasi BRI Merchant yang mempermudah pengguna untuk memonitor transaksinya secara real time dengan berbagai macam fitur dan layanan dan bisa diunduh di Play Store.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan massif penggunaan QRIS di Papua menunjukkan minat dan antusiasme masyarakat di Papua, karena transaksi menjadi lebih mudah dan cepat.
“Tak hanya itu, BRI juga menjamin keamanan bagi nasabah selama bertransaksi menggunakan QRIS. Disamping itu, BRI juga telah melakukan verifikasi data sesuai standar operasional prosedur (SOP),” tambahnya.
Andrijanto menambahkan bahwa peningkatan transaksi secara digital tersebut juga merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mendorong pertumbuhan CASA.
“BRI memiliki 2 (dua) strategi utama untuk mendorong penghimpunan CASA ke depan, yakni fokus pada retensi dan akuisisi. Untuk retensi, strategi BRI akan difokuskan pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain nasabah wholesale, serta menggunakan big data untuk memaksimalkan peluang dari nasabah. Sedangkan untuk akuisisi, BRI akan menargetkan ekosistem bisnis serta merchant,” ungkap Andrijanto.
(dpu/dpu)