Pensiun dan Bangkrut: Pelajaran yang Diperoleh dari Boris Becker dengan Harta Kekayaan Rp 1,8 Triliun

by -125 Views

Bagi sebagian orang, menjadi atlet adalah profesi impian. Apabila meraih prestasi, maka kehormatan dan kekayaan akan datang dengan cepat. Semakin tinggi level kompetisi, semakin besar pula penghasilan yang didapatkan hingga miliaran rupiah untuk satu orang.

Namun, semua ini bersifat sementara karena hanya terjadi selama masa produktif atlet tersebut. Apabila usia semakin tua dan tidak produktif, maka era kejayaan yang mendatangkan uang akan berakhir. Setelah itu, atlet terpaksa pensiun dan menjalani kehidupan baru yang sering kali cukup menyedihkan.

Salah satunya dialami oleh Boris Becker, petenis terkenal dari Jerman yang pernah meraih kesuksesan gemilang dengan berbagai penghargaan, namun kini hidup dalam kemiskinan hingga masuk penjara. Bagaimana ceritanya?

Boris Becker memulai karir sebagai petenis ketika masih remaja. Ia adalah atlet muda yang cukup berprestasi di masanya. Bahkan, pada usia 17 tahun, ia sudah bisa bertanding di Kejuaraan Wimbledon, ajang tenis terbesar dan bergengsi di dunia.

Tidak diduga, Becker berhasil mengalahkan para senior dan meraih gelar juara. Pada usia yang masih sangat muda, ia sudah berhasil meraih kemenangan di Wimbledon. Prestasi tersebut membuatnya mencetak rekor sebagai petenis termuda yang ikut kompetisi dan memenangkan juara selama 100 tahun Wimbledon berdiri. Hingga sekarang, rekor tersebut belum terpecahkan.

Setelah itu, hidup Becker selalu dipenuhi dengan kegemilangan. Sepanjang karirnya, ia berhasil meraih berbagai gelar juara di kejuaraan tenis dunia. Ia pernah menjuarai US Open, Australian Open sebanyak dua kali, Wimbledon sebanyak tiga kali, 13 kali meraih piala Master Serius, serta meraih medali emas Olimpiade 1992. Dari prestasi-prestasi tersebut, ia tidak hanya mendapatkan kehormatan dan pujian, tetapi juga uang.

Menurut laporan Fox Sport, Becker berhasil mendapatkan penghasilan sebesar US$ 50 juta, yang setara dengan US$ 120 juta atau Rp 1,8 triliun saat ini. Jumlah tersebut menjadikan Becker sebagai salah satu petenis tersukses dan terkaya di masanya.

Namun, kehidupan seorang atlet mirip dengan pohon pisang yang hanya tumbuh sekali dalam hidupnya. Saat masa kejayaannya, Becker bisa bebas menggunakan kekayaannya, tetapi setelah pensiun, kehidupannya berubah.

Becker pensiun pada tahun 1999, tepat pada usia 32 tahun. Dengan harta sebesar Rp 1,8 triliun, banyak orang pasti mengira bahwa kehidupannya akan bahagia. Uang triliunan mungkin bisa digunakan hingga akhir hayat. Namun, akibat manajemen finansial yang buruk, Becker tidak bisa menikmati kekayaannya begitu lama.

Karena gaya hidup yang boros, uang Becker lenyap begitu saja. Dalam laporan New York Times, setelah pensiun, ia sering terlibat dengan wanita, skandal selingkuh, dan utang. Salah satu skandal terbesarnya adalah saat ia terbukti melakukan penggelapan pajak.

Pada tahun 2002, pengadilan di Munich menjatuhkan denda sebesar €300.000 dan hukuman penjara selama dua tahun setelah Becker terbukti menggelapkan pajak sebesar €1,7 juta. Ini adalah hukuman penjara pertama bagi Becker.

Namun, puncak dari semua masalah ini terjadi pada tahun 2017. Pada saat itu, pengadilan di Inggris menyatakan Becker bangkrut setelah terlilit hutang yang sangat besar. Properti yang dimilikinya tidak dapat menutupi semua utangnya sebesar €36,5 juta atau Rp 603 miliar. Sesuai peraturan, ia dijatuhi hukuman penjara selama 30 bulan.

Setelah keluar dari penjara pada bulan Desember 2022, Becker dikabarkan sudah bertobat dan mulai menjalani kehidupan yang baru. Saat ini, ia bekerja sebagai komentator pertandingan tenis di salah satu stasiun TV.

Artikel Selanjutnya
Pria Ini Rela Lepas Gaji Rp 133 Juta Demi Bantu Ibu Jualan

(mfa/sef)